+62 8383 57 111 24 admin@kdngroup.co.id

Pendahuluan

Lobak adalah tumbuhan yang termasuk famili: Cruciferae. Bentuk umbi lobak seperti wortel, tapi isi dan kulitnya berwarna putih. Saat ini daerah yang banyak ditanami lobak adalah dataran tinggi Pangalengan, Pacet,Cipanas, dan Bedugul. Luas areal tanaman lobak di Indonesia saat ini berkisar 15.700 ha.

Syarat Tumbuh

Tanah yang baik untuk tanaman lobak adalah tanah gembur, mengandung humus (subur) dan lapisan atasnya tidak mengandung kerikil (batu-batu kecil). Tanaman mudah ditanam baik di dataran rendah maupun tinggi (pegunungan). Derajat keasaman tanah 5-6. Waktu tanam adalah musim hujan atau awal musim kemarau. Namun kalau menanam pada musim kemarau, tanaman harus cukup air.

Benih dan bibit

Lobak ditanam dari bijinya. Bibit lobak tidak perlu didatangkan dari luar negeri (impor), cukup dari hasil biji sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan berbiji. Biji-biji tersebut dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemai terlebih dulu. Untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan biji sebanyak 5 kg dengan daya kecambah 75%.

Persiapan Lahan

Sebelum biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dulu dengan dicangkul sedalam 30-40 cm. Kemudian diberi pupuk kandang fermentasi atau kompos 5 ton/ha. Setelah tanah diratakan, semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata di permukaan lahan, diamkan selama 7 hari. Dibuat alur dengan jarak antaralur 30 cm.Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur agar sinar matahari masuk ke tanaman sebanyak-banyaknya.

Penanaman

Biji langsung ditanam tanpa disemai terlebih dahulu. Biji ditanam pada lubang tanam sebanyak (2-3) biji/lubang tanam. Ditutup dengan tanah tipis-tipis. Biji akan tumbuh setelah 4 hari kemudian. Untuk meningkatkan kesehatan tanaman, pertumbuhan akar, dan untuk meningkatkan ketersediaan hara, semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air.

Pemeliharaan tanaman

Setelah umur 2-3 minggu, tanaman mulai disiang sambil dibuat guludan. Guludan dibuat dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman ditinggikan. Penyiangan (weeding) dilakukan (2–3) kali, dengan menyingkirkan gulma di sekitar daerah perakaran. Sambil tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan yangsubur ditinggalkan. Setelah diperjarang, jarak tanaman menjadi 10-20 cm.

Pemupukan

Pada umumnya petani jarang memberikan pupuk buatan. Akan tetapi agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak sebenarnya perlu diberikan pupuk buatan. Pupuk dasar, pupuk yang digunakan, untuk lahan seluas 1 ha, adalah campuran (3 –5 ) ton pupuk kandang fermentasi + 40 kg Urea + 10 kg SP-36 + 10 kg KCl. Pupuk diberikan dalam lubang tugal sekitar 5 cm dari tanaman pada (3–7) hari setelah tanam, diaduk secara merata, dan disebar merata pada bedengan/alur tanam. Pupuk sebaiknya diberikan pada waktu tanah didangir. Pupuk susulan, sebagai pupuk susulan gunakan campuran 20 kg Urea + 20 kg SP-36 + 40 kg KCl, diberikan pada (25-30) HST. Pupuk ditempatkan di sekeliling tanaman, dan selanjutnya dilakukan pembumbunan, sehingga membentuk guludan, yang berasal dari tanah di sepanjang barisan yang ditinggikan. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan gulma. Penyemprotan larutanPOC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air dilakukan pada 4 – 30 HST, dengan cara disemprotkan berkala 5 – 7 hr sekali pada tanaman secara merata. Sedangkan penyemprotan larutanPOC WarungTani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air dilakukan pada 30 – 60 HST, dengan cara disemprotkan berkala 5 – 7 hr sekali pada tanaman secara merata.

Hama dan Penyakit

Untuk mencegah penyakit pada tanaman lobak, dilakukan penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air  & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air setiap 2 minggu. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat dilakukan dengan WT Bvr  dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant  dosis 2 ml/lt air

Panen

Umur panen pada tanaman lobak adalah 60 HST. Pemungutan buah jangan sampai terlambat, karena keterlambatan dalam memungut hasil akan menyebabkan umbi menjadi kayu dan rasanya juga tidak enak (kapus-kapus). Jika hal tersebut terjadi, umbi lobak tidak akan laku dijual. Tanaman yang terawat dapat menghasilkan umbi 15-20 ton/ha. Bahkan ada jenis lobak yang dapat menghasilkan umbi beratnya hingga mencapai 0,5-1 kg tiap tanaman dan rasa umbinya pun enak dimakan.