+62 8383 57 111 24 admin@kdngroup.co.id

Dalam budidaya tanaman perkebunan, teh termasuk salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pasalnya kebutuhan masyarakat akan teh begitu besar, sehingga hasil dari tanaman ini memeiliki nilai jual yang begitu menarik.

Teh merupakan minuman yang banyak digemari oleh masyarakat indonesia. Minuman ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh kita. Selain itu, teh juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik dan pelangsing tubuh.

Cara Budidaya Tanaman Teh
Cara Budidaya Tanaman Teh

Tanaman yang kaya akan manfaat ini berasal dari sekitar pegunungan antara Tibet dan Rakyat Republik Cina (RCC) bagian selatan. Adapun pengusahaan perkebunan teh yang pertama kali berada di daerah pegunungan di sebelah barat RCC selatan.

Bahkan sampai sekarang propinsi Szechwan tetap menjadi salah satu daerah teh yang terpenting di Asia Tenggara.

Sementara itu, di Indonesia tanaman teh banyak dibudidayakan dibeberapa daerah di propinsi Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, dan Garut), Jawa Tengah (Dieng, Wonosobo, Temanggung, dan Pekalongan), Sumatra Utara ( Pematang Siantar), Sumatra Barat, dan Sulawesi.

Beberapa varietas utama tanaman teh adalah varietas China, Asam, dan Cambodia. Klon yang dianjurkan oleh Balai Penelitian Perkebunan Gambung adalah seri Gambung, antara lain Gmb 1,Gmb 2, Gmb 3, dan Gmb 4.

Sedangkan varietas lain berasal dari Jepang yang ditanam di perkebunan rakyat, seperti kebun teh hijau Jepang di Garut Jawa Barat.

Jika dilihat dari nilai ekonomis, kebutuhan akan teh, dan manfaat teh yang begitu kompleks membuat tanaman ini memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan.

Akan tetapi sebelum melakukan budidaya tanaman teh, diperlukan pengetahuan terkait teknik budidaya tanaman tersebut. Oleh karena itu pada pertemuan kali ini sedulurtani.com ingin berbagi informasi tentang Cara Budidaya Tanaman Teh Secara Menyeluruh.

Dengan ini diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan Anda dalam melakukan budidaya tanaman teh. Berikut ini adalah tahapan-tahapan cara budidaya tanaman teh yang perlu Anda perhatikan :
Cara Budidaya Tanaman Teh
Cara Budidaya Tanaman Teh
1.Syarat Tumbuh Tanaman Teh

Secara umum teh di daerah tropis ditanaman pada  ketinggian sekitar 800-1100 m dpl. Akan tetapi tanaman teh akan berproduksi dan menghasilkan kualitas yang baik apabila ditanam pada ketinggian 700- 1000 mdpl.

Tanah yang cocok untuk budidaya tanaman teh yaitu tanah yang subur, tidak bercadas, dan mengandung banyak bahan organik. pH tanah yang ideal untuk tanaman teh antara 4,5-6,5, dan umumnya tanaman ini tumbuh dengan baik pada lereng-lereng pegunungan berapi.

Selain ketinggian dan jenis tanah, tanaman teh juga menghendaki curah hujan antara 2.000-2.500 mm per tahun. Pada daerah tropis tanaman ini tidak tahan terhadap kemarau yang panjang. Curah hujan yang ideal tidak kurang dari 100 mm/ bulan sepanjang tahun.

Suhu ideal untuk tanaman teh berkisar 18-30o C. Apabila suhu diatas 30o C, maka kondisi tersebut akan dapat menghambat pertumbuhan tanaman teh.

Selain itu, angin yang berhembus membawa udara panas akan membawa efek yang tidak baik bagi pertumbuhan tanaman teh. Apabila angin ini berhembus selema 4 hari berturut-turut, maka dapat mennyebabkan kerontokan pada daun.

Kerontokan ini disebabkan karena ketidakseimbangan antara penguapan dan kemampuan akar menghisap air.

2.Penyediaan Bibit Tanaman Teh

Penyediaan bibit tanaman teh dapat dilakukan dengan perbanyakan tanaman secara vegetatif maupun generatif melalui biji. Benih yang akan digunakan diambil dari kebun benih. Dimana benih yang baik berukuran besar dan tidak terserang kepik biji.

Sebelum benih ditanam sebaiknya simpan terlebih dahulu pada kaleng yang ditutup rapat dengan kelembaban antara 35-38%.

Penanaman benih ini dilakukan pada bedengan dengan media tanah yang subur dan gembur. Benih tersebut ditanam dengan jarak tanam 15 cm x 20 cm ataupun 20 cm x 20 cm.

Benih ditanam dan ditimbun menggunakan tanah dengan ketebalan 0,5 cm -1 cm, kemudian ditutup menggunakan alang-alang. Selain disemaikan pada bedengan benih teh juga bisa ditanam pada polibag. Benih yang ditanam sebaiknya diberi naungan supaya tidak terkena matahari terlalu lama supaya tidak layu karena panas.

Penyiraman dilakukan secara teratur supaya media tidak kering dan lakukan penyemprotan menggunakan Insektisida Demicron 0,2% dan fungisida Dithane M-45 0,2% untuk menjaga agar tidak terserang hama maupun penyakit.

Pemberian pupuk juga perlu dilakukan setelah tanaman berumur 2 bulan setelah tanam. Pupuk yang biasa digunakan, seperti halnya pupuk daun Bayfolan 15cc/10 L.

Bagi bibit yang ditanam pada bedengan dapat dipindah ke kebun setelah berumur 1 tahun (puteran) setelah tanam dan 2-3 tahun (stump). Sedangkan bibit pada polibag di pindah dan ditanam setelah berumur sekitar 11 bulan.

Perbanyakan secara vegetatif yang biasa dilakukan, yaitu dengan cara di setek karena ini merupakan cara yang paling cepat untuk perbanyakan tanaman teh.

Untuk mendapatkan ranting peko sebagai bahan setek, maka perlu dilakukan pemangkasan dengan cara pemangkasan setengah bersih atau pemangkasan jambul. Setelah dipangkas dibiarkan bertunas dan ranting setek dapat mulai diambil setelah 4 bulan kemudian.

Setek ditanam pada polibag dan ditempatkan dalam sungkup plastik dan diberi naungan selama 2-3 bulan sampai tumbuh tunas dan akar. Kemudian bibit dipelihara dipembibitan sampai siap ditanam pada lahan yaitu berumur sekitar 11 bulan.

Naungan untuk pembibitan berukuran 3 m x 2,5 m atau 4,5 m x 2,5 m dengan tinggi sekitar 2 m. Setengan bedengan terbuat dari bilik dan pada bagian atasnya ditutup menggunakan paranet.

Bedengan dibuat dengan lebar sekitar 100cm dan tinggi 15 cm serta lebar sesuai dengan kebutuhan. Bedengan harus disungkup plastik dengan tinggi rangka lengkungan 70 cm dan harus dapat dibuka tutup.

Dimana pada waktu pagi hari sungkup harus dibuka, sedangkan setelah siang hari sungkup ditutup kembali agar kelembaban media tetap terjaga, terutama pada 3 bulan pertama.

3. Persisapan lahan Budidaya Teh

Persiapan lahan dimulai dari pembukaan lahan, antara lain pembongkaran tungul-tunggul dan pohon, membersihkan tanaman penggangu seperti gulma, pengolahan tanah, pembuatan saluran draenase, dan pembuatan jalan-jalan pada kebun.

Karena perkebunan teh rata-rata pada dataran tinggi yang susasananya lembab sehingga berpotensi untuk perkembangan patogen, maka pengolahan lahan dilakukan dengan cara mencangkul minimal sedalam 60 cm. Pencangkulan yang dalam dimaksudkan supaya patogen yang berada didalam tanah dapat mati terkena sinar matahari

Bersamaan dengan pencangkulan tanah supaya membuang sisa-sisa rumput dan keluarkan tunggul  untuk dikomposkan pada tempat tertentu.

Selain itu, buat teras-teras untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi erosi. Secara umum teras yang biasa dibuat berupa teras kolektif atau kontinu, terutama pada daerah miring.

4.Penanaman Tanaman Pelindung

Dalam budidaya tanaman teh perlu dilakukan penanaman tanaman pelindung. Dimana tanaman pelindung ini terbagi menjadi dua macam, yaitu tanaman pelindung tetap dan tanaman pelindung sementara.

Beberapa contoh tanaman pelindung tetap yang dapat digunakan, seperti halnya pohon sengon, petai, dan silver oak. Pemeliharaan tanaman pelindung ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemangkasan menjelang musim hujan.

Sedangkan untuk tanaman pelindung sementara diperlukan pada saat tanaman teh masih muda. Tanaman pelindung sementara tidak diperlukan lagi setelah tanaman teh berumur 2 tahun. Beberapa contoh tanaman pelindung sementara untuk budidaya teh, antara lain Crotalaria sp., Sesbania sp., dan Teprosia sp.

5.Penanaman  Bibit Tanaman Teh

Sebelum dilakukan penanaman hendaknya terlebih dahulu menentukan jarak tanam dan pengajiran. Pemberian ajir disesuaikan dengan jarak tanam yang akan dibuat dan sistem tanam sesuai dengan garis kontur.

Pemberian ajir diawali dengan membuat larikan tanaman. Kemudian peta area yang akan ditanam dibuat. Secara umum pada kondisi tanah miring dibuat dengan jarak tanam 60 cm x 120 cm dan untuk tanah datar 75 x 120 cm.

Selanjutnya buat lubang tanam dan sebaiknya kegiatan ini dilakukan setelah turun hujan supaya pengerjaan lebih mudah. Lubang tanam dibiarkan beberapa minggu supaya lubang terbuka dan terkena sinar matahari. Hal tersebut dimaksudkan supaya sifat fisik dan kimia tanah menjadi lebih baik.

Sebelum bibit ditanam, berikan pupuk dasar dengan cara mencampurkan pupuk pada tanah bekas galian yang akan digunakan untuk menutup kembali lubang.

Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 12,5 g urea, 5 g TSP, dan 5 g KCl untuk setiap satu lubang. Pupuk tersebut sebaiknya diberikan beberapa hari sebelum dilakukan penanaman bibit.

Bibit yang berasal dari polibag plastiknya harus dirobek supaya tanah tidak lepas dan akar tidak rusak. Sedangkan bibit yang berupa stump ditanam dibekas tempat ajir secara hati-hati dengan mengembalikan tanah pada lubang tanam berlahan-lahan.

Setelah penanaman selesai akan lebih baik lagi jika tanah diberi lapisan mulsa untuk mengondisikan media supaya kelembaban tetap terjaga.

6. Pemeliharaan Tanaman Teh

Pemeliharaan tanaman teh terbagi menjadi beberapa tahapan, antara lain penyulaman, pembuatan rorak, pemberian mulsa, penyiangan, pemangkasan, dan juga pemupukan.

a.Penyulaman bibit teh

Penyulaman dilakukan untuk mengantikan bibit yang mati ataupun layu. Dimana bibit yang digunakan untuk penyulaman telah disiapkan bersamaan bibit yang ditanam, supaya tumbuhnya dapat seragam. Bahan yang digunakan untuk penyulaman biasanya bibit stump berumur 2-3 tahun karena memiliki kelebihan yaitu mudah tumbuh asal tanah dan iklimnya cocok.

b. Pembuatan Rorak

Pada kondisi tanah yang miring perlu dilakukan pembuatan rorak supaya dapat menguranagi daya erosi dan juga meningkatkan daya tahan air. Rorak dibuat dengan panjang 2 m dan lebar 30 cm serta kedalaman sekitar 40 cm. Jarak antar rorak dalam satu kontur 4 m dan dibuat berseling.

c. Pemberian mulsa

Mulsa diberikan pada tanaman teh dengan cara menyebarkan rumput-rumputan, jerami, atau alang-alang pada permukaan tanah. Akan tetapi penyebaran mulsa ini jangan sampai menyentuh batang tanaman karena dikawatirkan akan dapat menyebarkan penyakit pada tanaman.

Fungsi pemberian mulsa, yaitu untuk menambah bahan organik tanah, mencegah erosi, dan menekan pertumbuhan gulma.

d. Penyiangan gulma

Penyiangan  tanaman merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pemeliharaan tanaman teh. Untuk melakukan penyiangan pada tanaman muda dapat dilakukan secara manul dengan menggunakan sabit, ataupun cungkil.

Sedangkan bagi tanaman yang sudah tua dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu menggunakan herbisida seperti Ustinex dengan dosis 4-5 kg/ha atau Round Up dengan dosis 3 l/ha. Untuk penyemprotan dapat dilakukan dengan interval 3 minggu sekali.

e. Pemangkasan

Pemangkasan tanaman teh dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan tanaman dalam batas tinggi tertentu dan tetap dalam fase vegetatif. Dengan dilakukan pemangkasan maka tinggi tanaman akan tetap terjangkau oleh tangan, sehingga memudahkan dalam proses pemetikan.

Selain itu, pengkasan juga dapat merangsang tunas muda, sehingga menghasilkan pucuk lebih banyak, membentuk bidang petik selebar mungkin, dan mengganti serta mempermudah percabangan.

Secara umum pemangkasan terbagi menjadi tiga jenis, antara lain pemangkasan centering, produksi, dan pemangkasan ajir. Jenis pemangkasan cetering dilakukan saat tanaman masih belum menghasilkan, yaitu umur 6-7 bulan setelah tanam.

Batang utamanya dipotong dengan ketinggian 20cm agar membentuk bidang petik. Untuk memenuhi karbohidrat tanaman, tinggalkan sekitar 20 helai daun pada batang supaya tanaman dapat berfotosintesis.

Pemangksan yang kedua, yaitu pemangkasan produksi. Dimana pemangkasan ini dilakukan dengan memangkas bersih tanpa menyisakan sedikitpun daun serta pemotongan ranting yang berukuran kecil.

Pemangkasan ini dilakukan dengan tujuan supaya sinar matahari dapat menembus masuk sampai ke bagian bawah tanaman.

Dengan demikian maka dapat membantu merangsang pertumbuhan tunas bagian bawah yang dormansinya lebih kuat.Pemangkasan jenis produksi ini diulang setiap 3-4 tahun sekali.

Selanjutnya yang terakhir yaitu pemangkasan ajir. Pemangkasan ini dilakuikan dengan meninggalkan 1-2 cabang pada bagian tepi tanaman. Cabang yang ditinggalkan paling tidak harus mempunyai 200 helai daun supaya dapat melangsungkan hidupnya dan mempercepat pertumbuhan tunas.

Untuk itu pemangkasan ajir bertujuan mencegah terjadinya kematian pada tanaman yang disebabkan oleh cekaman lingkungan atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

f. Pemupukan Tanaman

Pupuk merupakan kebutuhan yang penting bagi tanaman teh, terutama pupuk N. Pupuk yang mengandung unsur N tersebut biasa diberikan dalam bentuk urea ataupun ZA.

Sedangkan pupuk yang mengandung fosfor (P) diberikan berupa double super phosphate yang memiliki reaksi asam.

Dalam menuntukan dosis yang diberikan pada tanaman teh, maka harus berdasarkan kondisi tanaman dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Cara pemberian pupuk tergantung umur tanaman dan/ atau kondisi tajuk. Pada umur muda ketika tajuk belum saling bertemu, pupuk diberikan dalam alur di sekeliling tanaman pada proyeksi tajuk. Selain itu juga dapat dibenamkan pada sekitar batang  mulai dari jarak 10 cm dari batang sampai dengan 2/3 tajuk perdu.

Kemudian setelah tajuk bertemu, baru pupuk diberikan dengan cara disebar di bawah tajuk tanpa dibenamkan. Pupuk diberikan 3-4 kali dalam setiap tahun dengan cara dibenamkan di sekeliling tanaman. Sebaiknya pupuk diberikan pada awal dan akhir musim hujan supaya mudah terlarutkan dalam tanah.

Sumber : sedulurtani.com