Pernahkah Anda mendengar buah nangkadak? Buah hasil persilangan nangka mini dan cempedak ini ternyata belum banyak dikenal orang. Padahal tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Sebagai pewaris sifat-sifat unggul dari buah nangka mini dan cempedak, tingkat produktivitas tanaman ini lebih tinggi. Ukuran buahnya memang lebih kecil daripada nangka, tetapi buahnya lebih banyak. Rasanya juga lebih manis legit, aromanya tidak setajam cempedak, tekstur buahnya lebih halus dan tebal, dan dagingnya tidak lengket karena getahnya sangat sedikit.
Rasa manis ini tidak akan berkurang karena pengaruh lingkungan, tidak seperti nangka dan cempedak yang berkurang manisnya di musim hujan. Warna dagingnya kuning terang, lebih menarik untuk disantap. Isi daging lebih banyak karena serat-seratnya sedikit. Bijinya pun kecil. Hanya diperlukan sedikit ketelatenan untuk mendapatkan tanaman nangkadak yang cepat berbuah dan produktif. Ingin memiliki buah eksotik ini di rumah Anda? Tentu bisa. Anda tidak memerlukan lahan yang sangat luas untuk dapat menanam tanaman nangkadak.
Bahkan Anda juga dapat menanamnya di dalam pot karena ukuran pohon nangkadak tidak terlalu besar. Bagaimanakah langkah-langkahnya? Silakan mengikuti petunjuk-petunjuk berikut.
Karakter dan syarat tumbuh nangkadak
Nangkadak termasuk dalam tanaman kayu keras namun tumbuhnya tidak sebesar nangka atau cempedak. Meskipun dapat ditanam di pekarangan, tetapi hendaknya lahan tidak terlalu sempit untuk memudahkan bibit beradaptasi dengan lingkungan dan dapat tumbuh optimal. Lingkungan tempat tumbuh nangkadak haruslah bersih dari rumput dan tanaman liar lainnya. Memerlukan tanah yang kaya akan unsur hara dan sinar matahari langsung. Lokasi penanaman yang ideal antara 0 – 800 mdpl. Curah hujan tahunan antara 1500 – 2500 mm/tahun.
Pemilihan bibit
Oleh karena merupakan hasil persilangan, bibit yang lebih baik berasal dari perbanyakan okulasi atau cangkok. Sifat tanaman hasil perbanyakan dengan cara ini memiliki sifat yang identik dengan indukannya. Selain itu, proses pertumbuhan hingga tanaman siap berbuah memerlukan waktu yang lebih pendek. Apabila pembibitan dari biji memerlukan waktu lebih dari 2 tahun untuk mencapai masa berbuah, bibit dari okulasi/cangkok hanya membutuhkan waktu 1 – 2 tahun saja dengan hasil yang lebih dapat dijamin kualitasnya.
Cara ini juga lebih praktis karena sudah banyak tempat penjualan bibit yang menawarkan bibit nangkadak dengan kualitas baik. Pilihlah bibit yang bebas dari hama ataupun penyakit. Daunnya tampak hijau segar, tidak layu. Batangnya kokoh, tidak kering, dan cabangnya rindang.
Penanaman di pekarangan
Setelah menentukan lahan penanaman nangkadak, bersihkan lahan tersebut dari tanaman liar ataupun pengganggu. Siapkan lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Sisihkan tanah galian, campur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dan sekam. Aduk rata hingga homogen, diamkan 2 – 3 hari di bawah sinar matahari langsung agar bakteri-bakteri di dalamnya mati. Setelah waktu pengistirahatan lubang tanam dan campuran media tanam cukup, ambil bibit. Buka polybagnya dengan hati-hati agar tidak merusak media pembibitan dan memutuskan perakaran.
Posisi bibit hendaknya tegak lurus, tepat di tengah lubang tanam. Jangan sampai miring karena pertumbuhannya kelak tidak akan sempurna. Jika posisi bibit sudah sempurna, tutup kembali lubang tanam dengan tanah galian yang telah diberi campuran pupuk dan sekam. Padatkan dengan cara diinjak-injak, tetapi jangan sampai terlalu rapat karena dapat menghambat pertumbuhan akar. Pasang ajir bambu berukuran 1,5 m, ikatkan dengan bibit untuk menjaga agar bibit tetap tegak berdiri.
Penanaman dalam pot
Apabila pekarangan Anda terlalu sempit atau ingin mengurangi risiko penularan penyakit tanaman lewat perakaran, Anda dapat menanam nangkadak di dalam pot. Nangkadak yang ditanam di dalam pot justru tumbuh lebih cepat dan cepat pula berbuah karena nutrisinya terpusat pada satu tanaman saja. Pilihlah pot yang ukurannya cukup besar, minimal berdiameter 60 cm, dan bahannya kuat. Pastikan pot memiliki sistem drainase yang baik.
Taburkan pecahan genting/batu bata atau kerikil di dasar pot untuk memberi ruang antara dasar pot dengan media tanam sehingga kelebihan air dapat mengalir keluar tanpa hambatan. Isi pot dengan campuran tanah dan pupuk sangkar. Sirami media tanam ini, lalu diamkan selama 2 – 3 hari. Setelah itu, buat lubang tanam seukuran polybag bibit. Sobek polybag dengan hati-hati. Letakkan bibit dengan sempurna di tengah pot. Timbun kembali dengan sisa tanah.
Perawatan dan pemeliharaan
Penyiraman untuk nangkadak cukup 1 – 2 kali sehari tergantung kondisi kelembapan tanah. Jangan menyiram terlalu banyak hingga becek. Gunakan embrat atau gembor agar hasil penyiraman lebih merata dan efektif. Tindakan pemangkasan diperlukan untuk membentuk tajuk dan mengendalikan tinggi tanaman, terutama yang ditanam di dalam pot. Penyiangan gulma dan rumput liar perlu rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga tanaman terhindar dari hama dan penyakit.
Agar nutrisi dalam tanah terjaga, diperlukan pemupukan rutin. Untuk pemupukan kimiawi, gunakan campuran 20 butir NPK, 1 kg pupuk kandang/kompos, dan 1 sdt pupuk organik cair. Adapun pemupukan organik dapat menggunakan campuran 1 sdm pupuk organik padat dan 1 sdt pupuk organik cair. Frekuensi pemberian pupuk tiap satu bulan sekali. Setelah tanaman dewasa dan siap untuk berbuah, berikan hormon perangsang bunga dan buah dengan cara dikuaskan pada kulit batang utama yang sudah dilukai/dikerik terlebih dahulu sepanjang 30 cm.
Interval pemberian antara 7 – 10 hari sekali. Setelah penguasan hormon perangsang tersebut, tutup kembali luka dengan parafin untuk menghindari penularan penyakit.
Hama dan penyakit yang biasanya menyerang nangkadak, antara lain, kuku putih, keriting daun, kutu hitam, dan jamur. Berbagai hama dan penyakit ini dapat dihindari dengan penyiangan yang rutin dan pemangkasan teratur. Namun apabila serangan tetap terjadi, sebaiknya atasi dengan cara-cara nonkimiawi. Gunakan insektisida dan fungisida hayati. Interval pemberian yang dapat memberikan hasil paling efektif adalah tiap 5 hari sekali. Meskipun telah dirawat dan dipelihara sesuai dengan petunjuk, terkadang hasil berkata lain.
Barangkali Anda akan menemukan ternyata buah nangkadak yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan, yaitu daging buahnya hanya sedikit. Penyebabnya mungkin karena proses penyerbukan yang tidak sempurna. Kadang-kadang proses penyerbukan ini memerlukan bantuan berupa penyerbukan buatan. Amatilah waktu yang tepat untuk melakukannya. Pastikan bahwa bunga betina telah benar-benar siap dikawinkan. Ciri-cirinya, bunga diselimuti bulu-bulu lembut dengan warna hijau cerah, sudah kering, dan mengeras.
Kenali ciri-ciri bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan nangkadak mirip dengan bunga jantan nangka. Adapun bunga betinanya lebih gemuk. Cara melakukan penyerbukan buatan ini adalah dengan menempelkan serbuk bunga jantan pada bunga betina.
Pemanenan
Buah nangkadak berbentuk silindris dan terlihat padat. Berat buah sekitar 2 – 3 kg. Ketika matang, aromanya tidak sekuat cempedak. Buah hasil dari pembibitan okulasi/cangkok sudah dapat dinikmati dalam 1 – 2 tahun. Pada tahun pertama, satu pohon dapat menghasilkan 30 – 50 buah nangkadak. Di tahun kedua produktivitasnya meningkat menjadi 50 – 75 buah per pohon. Seterusnya seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan pertambahan umur tanaman, jumlah buah yang diproduksi akan semakin banyak. Panen buah nangkadak berlangsung sepanjang tahun.
Recent Comments